Dulu, bila ditanya ingin masuk kampus
mana, aku tidak menjawab secara spesifik. Jawaban ''inshaAllah di Semarang,''
adalah andalan ku. Aku ingin yang terbaik untukku menurut Allah yang berbanding
lurus dengan ikhtiarku.
Kemudian, beberapa hari sebelum
pelaksanaan SBMPTN 2016, aku menginginkan kampus bergengsi di Depok itu untuk
menjadi kampusku. Hanya ingin, tidak berharap banyak, sekadarnya saja. Kemudian
muncul lah cuitan di Twitter dengan harapan semoga sekadar ku iseng-iseng
berhadiah.
Labil sekali kan? Namanya juga siswa
kelas tiga. Ehehe. Kemudian, hari pengumuman pun tiba. Aku degdegan.
Teman-teman seperjuangan degdegan. Orang tua ikut degdegan. Es juga degdegan.
Yhasemaukuwae.
Dua kampus yang menjadi prioritasku
mengoperku pada kampus ketiga yang jarang ku HIGHLIGHT kan di tiap doa ku.
Namun, seiring waktu berlalu. Aku mengerti. Mungkin memang ini yang terbaik
bagiku. Begitu pula dengan doa-doa ku yang terucap entah di dunia maya atau di
dunia nyata. Maka, mungkin benar. Kampus yang berlokasi di Semarang dan jaket
kuning yang menungguku. Di sini lah aku. Alhamdulillah..
Menyesal kah? Sama sekali tidak.
Banyak hal yang membuatku bersemangat untuk menimba ilmu di sini.
Hanya saja..
mungkin, apa yang dikatakan orang-orang benar. Sama seperti mengajukan proposal,
jelaskan serinci mungkin, se-meyakinkan mungkin, bahwa dalam berdoa itu harus spesifik.
Karena Allah berkuasa sepenuhNya dan sesuai kehendakNya, maka berikhtiar lah
semaksimal mungkin, se-spesifik mungkin. Salah satunya dalam berdoa. Ihiy. Mantep ya. Baiklah. Semangat
selalu, para pencandu ilmu!
Semarang, 11 Januari 2017
aku yang belum bisa ikut career day sebagai alumni.
0 Comments